Kamis, 20 Desember 2012

GATOT DENGAN ISTRI

Jumat 21 Desember 2012  
 
 
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/12/21/95624/hj_sutias_kemesraan_hanya_untuk_di_rumah/#.UNPPwVEfG01
                                                                         Foto kenangan Plt Gubsu H Gatot Pujo Nugroho bersama istrinya Hj Sutias saat santai bersama keluarga di rumah.
 
Plt GUBSU Gatot Pujo Nugroho ternyata seorang suami yang manja sekaligus hangat pada keluarga. Pernikahannya dengan Sutias kini dikaruniai lima anak perempuan, masing-masing Fifah Radhiyatullah, Fauzia Dinny Hanif, Rumaisho Hanny Muti’ah, Maryam Balqis Salimah, dan Aisyah Nailah Rabbaniy.
Plt Gubsu ini mengawali kenangan hidup saat dirinya aktif di Masjid Dakwah Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) pada 1988-1989. Di tahun itu Sutias baru pulang ke Medan menyelesaikan studi D3 di Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Jakarta.

Meski tidak begitu akrab, namun keduanya sudah pernah bertemu dalam kegiatan-kegiatan dauroh (pesantren kilat). Gatot pernah sekali datang ke rumah Sutias ketika diajak salah seorang ustaz untuk mengajak Sutias ikut aktif dalam pengajian yang mereka gelar.

Gatot yang berusia 28 tahun dan dianggap yang paling tua diantara aktivis pengajian lainnya diminta Ustaz Adriano Rusfi untuk segera menikah. Saat itu pula Gatot meminta untuk dicarikan calon pasangan hidup dengan menyampaikan beberapa kriteria yang diinginkan.

Ustaz Aad sapaan akrab Adriano Rusfi saat itu mencoba menjodohkan Gatot dengan Sutias. Karena saat itu Gatot dan Sutias dianggap yang paling senior. Ketika ditunjukkan foto, Gatot langsung menyetujuinya. "Karena saya sudah tau sebelumnya. Jadi saya pilih Sutias," ujar Gatot sambil merapatkan duduknya ke Sutias yang mendampinginya.

Waktu Sutias ditanya apakah langsung menerima perjodohan tersebut saat ditunjukin foto, Gatot pun langsung nyeletuk. "Pasti langsung (mau)," kata Gatot sambil cubit Sutias. Sutias pun membalas dengan menyentuh lembut pipi Gatot.

"Kita langsung menerima karena pilihan guru tentu yang terbaik. Apalagi saat itu memang sudah waktunya," ujar Sutias.

Karena sudah ada persetujuan di antara keduanya, Gatot meminang Sutias ke rumah orangtuanya di Pematangsiantar. Hingga akhirnya pada Mei 1990 keduanya melangsungkan pernikahan.

"Itu pernikahan pertama yang digelar di Medan yang mempelai pria dan perempuannya duduk terpisah," kenang Gatot sambil tersenyum ke arah Sutias.

Mas kawinnya saat itu sajadah dan pakaian muslim. "Nggak ada emasnya ya waktu itu?" tanya Gatot sambil menggoda Sutias.

"Ya masnya kan yang ini," balas Sutias sambil memegang pipi Gatot.

Cukup di Rumah

Sutias mengatakan kemesraan cukup ditunjukkan di rumah. Tidak perlu di bawa ke publik, ujarnya menjawab wartawan.

Karena itu pula Sutias mengaku jarang mau pergi sama dengan suaminya jika diajak ke suatu acara. Karena terkadang suka diminta untuk bernyanyi. "Saya ini kan bukan penyanyi, tapi pendakwah. Kalau yang mesra-mesra di rumah aja," katanya.

Kini, pasangan aktivis dakwah tersebut telah dikarunia lima orang anak perempuan yang mulai beranjak dewasa. Sutias mengakui, selama Gatot menjadi Plt Gubernur Sumut, banyak cobaan yang datang. Namun semua bisa dilalui karena keluarga ini saling support, saling mencintai dan saling mengingatkan untuk selalu lurus berjalan di muka bumi yang hanya sebentar.

Cobaan serupa juga muncul saat isu poligami dihembuskan lawan-lawan politik jelang Pilgubsu. Dengan tenang dan tersenyum Gatot dan Sutias mengaku tidak risau dengan isu tersebut. Sutias sendiri baru menanyakan isu poligami ini ke suaminya lebih kurang sebulan setelah isu itu bergulir.

"Sebulan berikutnya baru ditanya. Ya saya hanya bilang percaya saya atau orang lain?" kata Gatot sembari menepis isu itu.

"Setelah gagal isu poligami di Medan, baru-baru ini isunya diubah jadi saya poligami di Jakarta. Padahal lihat saja, waktu saya lebih banyak di Medan," kata Gatot yang mengakui masalah poligami kerap digunakan di dunia politik untuk menghancurkan citra seseorang.

Bagi Sutias, Gatot sampai hari ini masihnya kekasih sejatinya. Bapak dari lima anak perempuan mereka kian beranjak dewasa. Yang membuat Sutias percaya isu tersebut tak mendasar, karena hingga detik ini lelaki kelahiran Magelang, 11 Juni 1962 itu masih tetap hangat dan mesra dalam keluarga.

Kebersamaan dalam keluarga juga tetap tak ada perubahan. Gatot masih suka nonton bersama anak-anak dan Sutias di rumah untuk mengisi waktu luang.

" Jika ada poligami sudah pasti ada perubahan sikap dan waktu untuk keluarga. Alhamdulillah sejauh ini sikap dan waktu Pak Gatot masih sama hangatnya untuk kami semua," tutur Sutias.

Menurut Sutias, isu poligami itu hanya bagian dari risiko jabatan yang diamanahkan saat ini. "Biasa saja tidak terlalu khawatir. Kalau cemburu-cemburu juga biasa namanya cinta," ujar Sutias.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar