Selasa, 11 Desember 2012

GATOT & DUTA BESAR MALAYSIA

Tuesday, 11 December 2012   


Gatot soroti ejekan supporter Malaysia


 MEDAN - Kunjungan Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato' Syed Munshe Afdzaruddin Bin Syed Hasan ke Kediaman Dinas Gubernur Sumatera Utara, Dimanfaatkan Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho, untuk menyampaikan uneg-unegnya soal ejekan supporter Malaysia.

Gatot menilai masih adanya perspektif keliru di tengah masyarakat Malaysia tentang Indonesia, karenanya hal itu perlu menjadi catatan dan pekerjaan rumah Pemerintah Malaysia.

Kehadiran Dubes Malaysia di Gubernuran hari ini, didampingi oleh Konjen Malaysia di Medan, Ahmad Rozian, Konsul Muda Nor Azhar dan Norizan serta staf lainnya. Sementara Gatot yang didampingi oleh Staf Ahli Gubernur HM Fitriyus, H Asban Ritonga, Kepala Badan Kesbanglinmas Eddy Sofyan, Kepala Biro Pemerintahan Noval Mahyar dan M Ayub.

Kepada Dubes Malaysia, Gatot mengungkapkan kekecewaan masyarakat atas insiden ejekan yang dilontarkan para supporter pada Piala AFF yang berlangsung di negara jiran tersebut. "Walaupun hal tersebut merupakan tindakan segelintir orang, tetap saja ada rasa sakit hati yang muncul," ujar Gatot.

Karenanya, Gatot menilai Pemerintah Malaysia perlu mempertimbangkan hal tersebut yang menurutnya sudah berulang kali terjadi. Menurutnya Pemerintah perlu memberikan edukasi kepada warganya agar insiden serupa tdak terulang lagi dan hubungan baik antara dua negara tetap terjalin.

Menanggapi hal tersebut, Dato' Syed Munshe Menjelaskan bahwa bagaimanapun hubungan Indonesia Malaysia harus terus berlanjut. Meskipun hubungan Malaysia dan Indonesia selalu pasang surut, Dato' Syed Munshe menegaskan bahwa ke depannya kedua belah pihak harus punya visi bersama untuk membangun hubungan yang dapat mengangkat kesejahteraan bersama.

"Hubungan Indonesia dan Malaysia harus kekal, dikarenakan faktor kedekatan historis, sama-sama anggota ASEAN dan keterikatan ekonomi serta faktor kebutuhan tenaga kerja.

Ke empat faktor ini penyebabnya," kata Munshe. Karenanya Dubes Malaysia menawarkan merancang program bersama dengan memanfaatkan dana CSR (coorporate social responsibility) Malaysia.

Dubes Malaysia kemudian menyebutkan bahwa banyak hal positif mengenai hubungan Ri-Malaysia yang kurang diketahui khalayak.

Jika dulu Indonesia menjado tempat belajar Malaysia, Dubes menjelaskan bahwa sampai sekarang pun masih demikian. Setiap tahunnya kata Dubes ada 6.000 pelajar Malaysia yang belajar di Indonesia. Demikian juga di bidang pariwisata, bahwa terdapat 1,3 juta warga Malaysia yang berkunjung ke Indonesia setiap tahunnya dengan tujuan Jakarta, Bali, Bandung dan Medan. "Lepas umrah, orang Malaysia pasti memilih datang ke Indonesia, bukan ke negara-negara lain," ujar Dubes.

Menurut Dubes sumber ketegangan politik antara RI dan Malaysia saat ini adalah persoalan teritori, nelayan dan tenaga kerja. Untuk nelayan, menurut Dubes disebabkan banyak nelayan Indonesia yang tidak dilengkapi dengan peralatan memadai seperti GPS (Global potitioning system) sehingga secara tidak sadar melanggar batas zona ekonomi eksklusif. Dalam kunjungannya Dubes Malaysia juga menyampaikan berbagai persoalan investasi Malaysia di Sumatera Utara, diantaranya soal penegakan hukum dan persoalan ketenagakerjaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar