MEDAN
- Kunjungan Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato' Syed Munshe
Afdzaruddin Bin Syed Hasan ke Kediaman Dinas Gubernur Sumatera Utara,
Dimanfaatkan Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho, untuk menyampaikan
uneg-unegnya soal ejekan supporter Malaysia.
Gatot menilai masih
adanya perspektif keliru di tengah masyarakat Malaysia tentang
Indonesia, karenanya hal itu perlu menjadi catatan dan pekerjaan rumah
Pemerintah Malaysia.
Kehadiran Dubes Malaysia di Gubernuran hari
ini, didampingi oleh Konjen Malaysia di Medan, Ahmad Rozian, Konsul Muda
Nor Azhar dan Norizan serta staf lainnya. Sementara Gatot yang
didampingi oleh Staf Ahli Gubernur HM Fitriyus, H Asban Ritonga, Kepala
Badan Kesbanglinmas Eddy Sofyan, Kepala Biro Pemerintahan Noval Mahyar
dan M Ayub.
Kepada Dubes Malaysia, Gatot mengungkapkan kekecewaan
masyarakat atas insiden ejekan yang dilontarkan para supporter pada
Piala AFF yang berlangsung di negara jiran tersebut. "Walaupun hal
tersebut merupakan tindakan segelintir orang, tetap saja ada rasa sakit
hati yang muncul," ujar Gatot.
Karenanya, Gatot menilai
Pemerintah Malaysia perlu mempertimbangkan hal tersebut yang menurutnya
sudah berulang kali terjadi. Menurutnya Pemerintah perlu memberikan
edukasi kepada warganya agar insiden serupa tdak terulang lagi dan
hubungan baik antara dua negara tetap terjalin.
Menanggapi hal
tersebut, Dato' Syed Munshe Menjelaskan bahwa bagaimanapun hubungan
Indonesia Malaysia harus terus berlanjut. Meskipun hubungan Malaysia dan
Indonesia selalu pasang surut, Dato' Syed Munshe menegaskan bahwa ke
depannya kedua belah pihak harus punya visi bersama untuk membangun
hubungan yang dapat mengangkat kesejahteraan bersama.
"Hubungan
Indonesia dan Malaysia harus kekal, dikarenakan faktor kedekatan
historis, sama-sama anggota ASEAN dan keterikatan ekonomi serta faktor
kebutuhan tenaga kerja.
Ke empat faktor ini penyebabnya," kata
Munshe. Karenanya Dubes Malaysia menawarkan merancang program bersama
dengan memanfaatkan dana CSR (coorporate social responsibility)
Malaysia.
Dubes Malaysia kemudian menyebutkan bahwa banyak hal positif mengenai hubungan Ri-Malaysia yang kurang diketahui khalayak.
Jika
dulu Indonesia menjado tempat belajar Malaysia, Dubes menjelaskan bahwa
sampai sekarang pun masih demikian. Setiap tahunnya kata Dubes ada
6.000 pelajar Malaysia yang belajar di Indonesia. Demikian juga di
bidang pariwisata, bahwa terdapat 1,3 juta warga Malaysia yang
berkunjung ke Indonesia setiap tahunnya dengan tujuan Jakarta, Bali,
Bandung dan Medan. "Lepas umrah, orang Malaysia pasti memilih datang ke
Indonesia, bukan ke negara-negara lain," ujar Dubes.
Menurut
Dubes sumber ketegangan politik antara RI dan Malaysia saat ini adalah
persoalan teritori, nelayan dan tenaga kerja. Untuk nelayan, menurut
Dubes disebabkan banyak nelayan Indonesia yang tidak dilengkapi dengan
peralatan memadai seperti GPS (Global potitioning system) sehingga
secara tidak sadar melanggar batas zona ekonomi eksklusif. Dalam
kunjungannya Dubes Malaysia juga menyampaikan berbagai persoalan
investasi Malaysia di Sumatera Utara, diantaranya soal penegakan hukum
dan persoalan ketenagakerjaan. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar