Selasa, 20 November 2012

62 persen Warga Sumut Alami Kerusakan Gigi


MEDAN- Sekitar 62,1 persen warga Sumatera Utara pernah mengalami riwayat kerusakan gigi, dengan rata-rata jumlah kerusakan gigi sebanyak 5 gigi setiap orang. Namun hanya 23 persen saja yang sadar bahwa dirinya mengalami masalah dengan gigi dan mulut, serta hanya 30 persen diantaranya menerima perawatan dari tenaga profesional.

         Demikian dikatakan Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST pada konser Dental Jazzy Night yang menampilkan Tompi dalam rangkaian  the 8th FDI-IDA Joint Meeting and Medan International Dental Exhibition di Santika Dyandra Hotel Medan, Sabtu (17/11) malam. Acara tersebut diselenggarakan Persatuan Dokter Gigi Indonesia atau Indonesian Dental Asociation (IDA) Cabang Medan yang dihadiri anggota FDI (Federationale Dentaire Internationale/Federasi Dokter Gigi Dunia) se Asia Tenggara.
         Data yang menyebutkan 62,1 persen warga Sumut alam kerusakan gigi merupakan Laporan dari Survei Nasional Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007.  Menurut Gatot, data itu menunjukkan rendahnya permintaan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan gigi. “Rendahnya demand masyarakat untuk mendapatkan pelayanan gigi baik untuk perawatan maupun pengobatan dari tanaga profesional ini perlu menjadi bahan pemikiran kita semua,” ujar Gatot di hadapan para profesional gigi se Asia Tenggara.
         Untuk meningkakan kepedulian masyaakat akan pentingnya kesehatan mulut dan gigi, maka Gatot menilai para profesional gigi harus dapat meningkatkan pelayanan. “Perlu difikirkan bagaimana agar masyarakat mendapat pelayanan gigi yang cepat, tepat dan terjangkau,” ujar Gatot. Oleh karenany Gatot sangat mengharapkan agar pertemuan bukan hanya mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan para profesional dokter gigi, tapi juga mampu mendekatkan pelayanan gigi sebagai pelayanan untuk semua masyarakat.
         Ketua  Pengurus Besar PDGI ( Persatuan Dokter Gigi Indonesia) Rini Zaura mengatakan bahwa meski gigi dan mulut merupakan bagian kecil dalam tubuh manusia, namun memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan setiap orang. Kurang sehatnya gigi dan mulut memiliki pengaruh pada fungsi organ lain diantaranya kepala, penglihatan, fungsi pencernaan, dan mampu mempengaruhi rasa percaya diri. Menurut data, kata Zaura, saat ini 1 dari dokter gigi di Sumut melayani 15 ribu orang, padahal harusnya paling sedikit 1 dokter gigi melayani 9 ribu orang.
           Pertemuan antara FDI dan IDSA sendiri bertujuan untuk  pengembangan kebijakan kesehatan gigi, pengembangan program pendidikan ilmu dan teknologi kedokteran gigi berkelanjutan, sosial kemasyarakatan, serta pemberdayaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan gigi. Joint Meeting ini juga mengusung misi kepedulian lingkungan khususnya satwa Harimau Sumatera (Panthera Tigris), mamalia langka yang terancam punah asal Sumatera, yang menjadi maskot dalam acara ini.
         Kegiatan di isi dengan seminar bidang kedokteran gigi dan seminar motivasi, menghadirkan narasumber dari luar negeri yaitu pakar endodotic dunia yang juga penulis “Pathways of the Pulp” Dr. Stephen Cohen, Ketua International Federation of Endodontics Asociation Prof. Paul V Abbott, Prof. Dr. Marcel A Wainwright, Dr. Dato How Kim, Dr, Thomas Lie, serta Prof Misako Nakashima. Seminar motivasi  diisi pembicara Hermawan Kertajaya, pakar marketing se-Asia, yang mengupas tuntas tentang tips dan trik marketing di bidang kesehatan, baik dalam marketing rumah sakit maupun dalam marketing klinik sesuai dengan etika yang tertuang di undang-undang kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar