http://www.hariansumutpos.com/2012/11/46218/gatot-artistik-gus-sportif
Gatot Artistik, Gus Sportif
Effendi, Amri, dan Chairuman Percaya Diri
MEDAN-Gatot Pujo Nugroho memiliki sisi artistik yang menonjol. Gus
Irawan Pasaribu lebih sportif. Sementara Effendi Simbolon, Amri
Tambunan, dan Chairuman Harahap memiliki tingkat kepercayaan diri yang
tinggi.
Kesimpulan itu dilontarkan oleh dr Elmeida Effendy M Ked (KJ) Sp KJ.
Dia adalah satu dari puluhan dokter yang disiapkan Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) Sumut untuk menguji kesehatan jasmani dan rohani para
calon gubernur dan calon wakil gubernur Sumatera Utara (Cagub-Cawagubsu)
Sabtu (17/11) dan Minggu (18/11) lalu. Dan, dr Elmeida, sesuai
spesialisnya ‘mengurusi’ kesehatan rohani para calon.
Sejatinya bagi dr Elmeida, nama Cagub dan Cawagubsu tidak begitu
akrab di telinganya. Dia pun hanya bermodalkan nama-nama yang menghias
baleho dan papan reklame di sejumlah ruas jalan protokol di KotaMedan.
Dan, hal itu menjadi pengalaman menarik baginya.
Saat ditemui di ruang kerjanya di RS Jiwa Mahoni, Selasa (20/11)
sore, Elmeida mencoba menceritakan sejumlah pengalamannya saat memeriksa
calon. Sebagai seorang dokter spesialis yang terbilang muda di antara
29 dokter lainnya yakni 40 tahun, dirinya tak merasa canggung untuk
bekerja sama dengan sejumlah profesor dan konsultan. Dalam menjalani
tugas tempo hari, Elmeida bekerja sama dengan dr Vita. Pada dasarnya dua
konten ujian yang mereka berikan kepada para calon yakni ujian tulisan
dan wawancara, yakni untuk mengidentifikasi dan menilai kepribadian para
calon.
“Kejiwaan dianggap penting karena berkaitan dengan tingkah laku
seseorang. Kejiwaan ini juga berbeda dengan fisik. Kalau memiliki
gangguan fisik akan mudah terlihat sementara kalau gangguan pada
kejiwaan tidak langsung kelihatan,” terangnya.
Untuk proses ujian tulis, para Cagubsu-Cawagubsu harus menyelesaikan
566 soal yang mengukur skala kepribadian para calon. Pasalnya dari
seluruh soal ada beberapa skala yang menjadi konten penilaian, di
antaranya yakni skala depresi, psikis, antisosial, kecurigaan, histeria,
dominasi dan ketergantungan, kecemasan hingga mengukur tingkat ego dan
mental para calon yang mengikuti ujian.
“Seluruh soal yang diberikan ini adalah alat baku yang sudah memiliki
standar internasional dan bukan karangan. Siapapun pengguna yang
terlatih bisa memanfaatkannya. Selama jujur hasilnya akan valid karena
hasilnya menggunakan sistem komputerisasi dengan grafik,” terangnya.
Tidak menutup kemungkinan menurutnya ada calon yang menjawab tidak jujur karena ingin menunjukan kepasitas dirinya atau bahkan jengah atau malu menjawab. Karena tak jarang ada beberapa item soal yang membuat para calon malu seperti pernah membaca buku p*rno, pernah berbohong, dan sebaliknya.
Tidak menutup kemungkinan menurutnya ada calon yang menjawab tidak jujur karena ingin menunjukan kepasitas dirinya atau bahkan jengah atau malu menjawab. Karena tak jarang ada beberapa item soal yang membuat para calon malu seperti pernah membaca buku p*rno, pernah berbohong, dan sebaliknya.
Kecenderungan ketidakjujuran para calon dalam menjawab soal ini yang
membuat hasil tidak valid. Untuk menyikapinya maka perlu dilakukan
proses wawancara sekitar 5-10 menit dengan sistem screaning atau deteksi
untuk mengetahui apakah calon memiliki gangguan mental.
“Kalau wawancara lebih kepada penelusuran lebih dalam sehingga lebih
kelihatan kalau terganggu jiwanya. Tapi secara pribadi saya nilai
sepertinya para calon tidak memiliki gangguan jiwa,” ujarnya berseloroh.
Mengenai kepribadian calon, Elmeida pun memiliki analisis pribadinya.
“Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho memiliki nilai artistik dan seni,” katanya.
“Dia yang pengurus KONI (Gus Irawan Pasaribu, Red) lebih sportif,” tambahnya.
Lalu bagaimana dengan tiga calon lainnya? Effendi Simbolon, menurut
analisis Elmeida, memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi. Begitu
juga dengan Amri Tambunan dan Chairuman, keduanya memiliki kepercayaan
diri yang tinggi.
Dari kesimpulan yang didapatnya, Elmeida melihat jika seluruh calon
memiliki mental yang kuat dan siap menerima kekalahan untuk bersaing
dalam Pilgubsu mendatang. Sehingga tidak ada potensi bagi calon yang
gagal akan megalami gangguan kejiwaan.
“Sepertinya mereka siap kalah. Berbeda dengan pengalaman sebelumnya
dalam pemilihan anggota dewan justru yang banyak mengalami gangguan jiwa
adalah orang terdekatnya seperti suami ataupun isteri para calon yang
tidak siap menerima kekalahan,”sebut wanita yang memiliki ketertarikan
mendalami kejiwaan orang lain ini.
Akhirnya, tak penting bagi Elmeida siapa yang menang karena dirinya
tidak memiliki sosok tertentu untuk dijagokan. Baginya mengenal sosok
calon lebih dalam lewat uji yang dilakukannya memiliki nilai tersendiri
yang akan jadi pengalaman yang tak terlupakan.
Sepeti diberitakan, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut,
Turunan Gulo, menyatakan jika ada pasangan calon yang memilki penyakit
akut maka pencalonannya bisa gugur. “Jika nantinya ditemukan ada yang
menderita penyakit akut atau kronis, sehingga tidak bisa menjabat
sebagai Gubsu dan Wagubsu selama lima tahun jika nantinya terpilih, maka
kita merekomendasikan agar parpol pengusung untuk menggantinya dengan
sosok lain untuk dijadikan calon,” tegasnya, Minggu (18/11).
Pengumuman hasil tes akan disampaikan KPUD pada 24 November mendatang
atau 3 hari lagi. “Pemberitahuan hasil verifikasi ke pasangan calon dan
parpol pendukung, itu tanggal 24 November 2012. Sehari kemudian,
tanggal 25 November 2012 sampai 1 Desember 2012 akan dilakukan perbaikan
atau penggantian balon Gubsu/Wagubsu,” rinci Turunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar