http://www.hariansumutpos.com/2012/11/46374/sempat-goda-chairuman-ingat-kisah-gaet-syamsul-arifin
Sempat Goda Chairuman, Ingat Kisah Gaet Syamsul Arifin
Tidak ada skenario, tapi sejarah terulang lagi. Pada Pilgubsu
2008, Gatot Pujo Nugroho yang dijagokan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
menggandeng Syamsul Arifin, yang merupakan politisi senior Partai Golkar
di Sumut. Saat itu, Golkar sudah punya calon sendiri, yang resmi, yakni
Ketua Golkar Sumut saat itu, Ali Umri.
Soetomo Samsu-Jakarta
Empat tahun berlalu, PKS kembali menggaet kader Golkar, Tengku Erry
Nuradi, sebagai cawagub yang dipasangkan dengan Gatot. Padahal, Golkar
mengusung Chairuman Harahap. Apakah dengan cara ini PKS ingin mengulang
lagi cerita kemenangan pilgub 2008?n
Ketua DPP PKS Refrizal, buru-buru menampik anggapan itu. PKS tidak punya rancangan di atas kertas jauh hari, bahwa harus menggaet kader Golkar untuk diduetkan dengan Gatot.
Ketua DPP PKS Refrizal, buru-buru menampik anggapan itu. PKS tidak punya rancangan di atas kertas jauh hari, bahwa harus menggaet kader Golkar untuk diduetkan dengan Gatot.
“Ini semata-mata karena sudah jodoh,” ujar Refrizal, anggota Komisi
VI DPR, kepada Sumut Pos di
Jakarta, Kamis (22/11). Partai berbasis
massa Islam itu juga tidak ada niatan mencerai-berai kekuatan Golkar di
Sumut menghadapi Pilgubsu 2013 mendatang.Ya, itu sudah jodoh. Refrizal
cerita, sebenarnya ada beberapa nama kandidat pendamping Gatot yang
diusung DPW PKS Sumut, untuk digodok di rapat DPP PKS. Tapi setelah
diputar-putar, diaduk-aduk datanya, terutama data hasil survei, yang
ketemu adalah nama Tengku Erry. Pasangan Gatot-Tengky Erry dianggap yang
paling mumpuni, dibanding jika Gatot dijodohkan dengan nama lain.
Selain berdasar data survei, Gatot sendiri merasa cocok dengan bupati
Serdang Bedagai itu. “Kayak orang kawin, keduanya merasa cocok dulu,
baru dirapatkan ke DPP PKS. Tapi nama yang dianggap cocok dengan Gatot,
sebelum diputuskan, ada beberapa nama,” ujar Refrizal.
Hanya saja, Refrizal pelit menyebutkan nama-nama kandidat selain
Tengky Erry. Sebelumnya, Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq menyebutkan,
salah satu nama yang ikut digodok adalah Fadli Nurzal, Ketua DPW PKS
Sumut.
Nah, apakah ketika ingin menggaet Tengku Erry PKS sudah minta izin ke
Partai Golkar? Terang-terangan, Refrizal menjawab tidak ada pembicaraan
PKS dengan Golkar mengenai pengusungan Tengku Erry ini.
“Karena Pilkada itu tidak bicara partai, tapi personal. Yang
bersangkutan (Tengku Erry, Red) mau, ya sudah lah,” ujar Refrizal.
Menurutnya, cara PKS yang seperti ini adalah hal lumrah dalam
perpolitikan di Pemilukada.
Pria asal Sumbar itu membandingkan proses di internal PKS ini, dengan
proses saat Pilgub Sumut 2008. Saat itu, Gatot berpasangan dengan
Syamsul Arifin, seorang tokoh Golkar Sumut. PKS saat itu koalisi dengan
Partai Persatuan Pembangunan (PPP). “Padahal Golkar saat itu sudah punya
calon sendiri (yakni Ali Umri, Red). Dan tak ada masalah, dan kita
menang,” imbuhnya.
“Dan Pak Syamsul setelah menjadi gubernur, balik lagi ke Golkar
(sebagai Ketua DPD Golkar Sumut, Red),” kata Refrizal menambahkan.
Itulah politik. Dinamikanya ditentukan kesamaan kepentingan. Kata
Refrizal, dengan Syamsul Arifin pun hingga saat ini hubungan para
petinggi PKS masih cukup baik. “Pak Syamsul itu sahabat kita,” ujarnya.
Sejumlah petinggi PKS pun, lanjutnya, sempat membesuk Syamsul Arifin
di rutan Salemba. “Kalau saya membesuk saat Pak Syamsul sedang dirawat
di Rumah Sakit Abdi Waluyo. Kita tetap menjaga hubungan baik dengan Pak
Syamsul. Hubungan kemanusiaan,” tuturnya.
Pernahkah ada upaya PKS mendekati Golkar secara institusi untuk
berkoalisi di Pilgubsu ini? Refrizal tidak menampik ada upaya itu.
Caranya?
Secara personal, hubungan Refrizal dengan Chairuman cukup dekat, karena
sama-sama duduk di Komisi VI DPR. “Bahkan duduk pun selalu berdekatan
dengan saya,” cerita Refrizal.
Kedekatan itulah yang digunakan PKS untuk ‘menggoda’ Chairuman. Dalam
beberapa kali kesempatan, sebelum Golkar menetapkan Chairuman sebagai
Cagub, Refrizal melontarkan selorohan-selorahan ke mantan Deputi Bidang
Hukum Kantor Kemenko Polhukam itu.
“Saya katakan ke beliau dengan nada gurau, ‘sudahlah pak, jangan
banyak-banyak calonnya’. Tapi beliau diam saja, cuma senyam-senyum,”
kata Refrizal.
Refrizal sendiri memaklumi sikap Chairuman itu, lantaran tekad dan persiapannya untuk menjadi Cagub, bukan Cawagub, sudah matang. “Dan nggak mungkin Gatot menjadi nomor dua (Cawagub, Red)
Refrizal sendiri memaklumi sikap Chairuman itu, lantaran tekad dan persiapannya untuk menjadi Cagub, bukan Cawagub, sudah matang. “Dan nggak mungkin Gatot menjadi nomor dua (Cawagub, Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar