http://www.hariansumutpos.com/2012/11/46492/ganteng-terpopuler-harum-paham-rakyat-gus-man-dermawan
‘Ganteng’ Terpopuler, ‘Harum’ Paham Rakyat, ‘Gus-Man’ Dermawan
Lembaga Media Survei Nasional (Median) mempublikasikan hasil
jajak pendapat (survei) mereka terhadap lima pasangan calon yang akan
bertarung dalam pentas Pilgubsu 7 Maret 2013. Pemaparan hasil survei
dilakukan di Hotel Santika Dyandra, Medan, Kamis (22/11).
HASIL survei itu menempatkan pasangan Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry
Nuradi dengan tingkat elektabilitas yang lebih baik dibandingkan empat
pasangan calon lain yang menjadi saingan mereka. Tapi itu dengan catatan
jika Pilgubsu dilakukan saat ini.
Direktur Riset Median, Sudarto, mengatakan, jajak pendapat dilakukan
pada 17-19 November sesaat setelah pendaftaran pasangan calon dengan
mengambil 1.500 sampel yang tersebar di 33 kabupaten/kota, serta dipilih
secara random dengan teknik multi stage random sampling dan
proporsional atas gender dan populasi.
Data diambil dengan wawancara tatap muka dengan tingkat kepercayaan
95 persen dan margin of error 2,53 persen. “Jika Pilgubsu dilaksanakan
saat ini, pasangan Gatot-T Erry memperoleh angka tertinggi yaitu 31,2
persen,” kata Sudarto. Soal popularitas, rata-rata kandidat mendapatkan
angka 41-54 persen.
Selain mensurvei elektabilitas dan popularitas masing-masing pasangan
calon, Median juga menjajaki perbandingan citra masing-masing calon
gubernur tanpa pasangannya.
Sudarto mengatakan, pencitraan Gatot Pujo Nugroho dan T Erry Nuradi (‘Ganteng’) hanya kalah dalam keramahan, kedermawanan, dan figur yang paham rakyat. Pasangan H Amri Tambunan dan Dr RE Nainggolan (‘HARUM’) dari Partai Demokrat dianggap pasangan paling ramah dan paling paham rakyat. Dan, pasangan Gus Irawan dan Soekirman (‘Gus-Man’) dianggap sebagai pasangan paling dermawan.
Sudarto mengatakan, pencitraan Gatot Pujo Nugroho dan T Erry Nuradi (‘Ganteng’) hanya kalah dalam keramahan, kedermawanan, dan figur yang paham rakyat. Pasangan H Amri Tambunan dan Dr RE Nainggolan (‘HARUM’) dari Partai Demokrat dianggap pasangan paling ramah dan paling paham rakyat. Dan, pasangan Gus Irawan dan Soekirman (‘Gus-Man’) dianggap sebagai pasangan paling dermawan.
Dikatakan pula, dinamika politik masih sangat tinggi dalam beberapa
bulan ke depan, masih memungkinkan mengubah posisi hasil survei.
Menurut dia, setiap pasangan calon akan tetap bisa menjaga
keunggulannya saat ini, jika tetap konsisten mempertahankan dominasinya.
Paling tidak menjaga tingkat kepuasan calon pemilih.
“Tak ada isu sensitif yang terangkat atau peristiwa luar biasa yang mampu mengubah kontestasi,” ungkapnya.
Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Ahmad Taufan
Damanik yang menjadi pembanding dalam kesempatan itu mengatakan, sangat
wajar jika Gatot-Tengku Erry saat ini unggul dalam berbagai hasil
survey. Karena keduanya, kata Taufan Damanik, adalah incumbent yang
memanfaatkan popularitasnya jauh hari dibanding kandidat lain.Yang harus
diingat, imbuh Taufan, adalah karakteristik Sumut jauh berbeda dengan
daerah lain. Tingkat kompleksitasnya sangat tinggi dan masyarakat di
pedesaan jarang tersentuh perkembangan informasi.
“Sumut itu lebih kompleks dari daerah lain terutama Jakarta. Dari
ujung ke ujung Jakarta itu bisa ditempuh dua hari dua malam, tapi di
Sumut ujung ke ujung belum bisa tuntas dua minggu,” kata staf pengajar
Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU itu.
Karena itu, sambungnya lagi, hingar bingar politik yang terjadi di
Medan, belum tentu terdengar di daerah pedesaan hingga pelosok Sumut.
“Banyak diantara mereka tidak seheboh di kota-kota. Jadi wajar jika
mereka hanya mengenal tokoh-tokoh yang sudah lama ada,” katanya.
Taufan mengkritik pola kampanye dan sosialisasi yang dibangun
masing-masing kandidat. Lebih banyak menampilkan aspek kelembagaan
dalam pencitraan seperti meraih penghargaan nasional lalu di-blowup.
(ari)
meresmikan sesuatu dan sebagainya. Padahal, katanya, masyarakat jenuh dengan pencitraan yang seperti itu.
meresmikan sesuatu dan sebagainya. Padahal, katanya, masyarakat jenuh dengan pencitraan yang seperti itu.
“Aspek personalnya kurang ditampilkan. Lebih menonjol aspek
kelembagaan. Lihat Obama yang dalam beberapa kampanyenya terlihat
berpelukan dengan istrinya. Itu pesona yang belum ditonjolkan di sini,”
ungkap Taufan.
Harus diingat, katanya lagi, masyarakat bukan memilih gubernur, bupati dan anggota DPR, melainkan personal yang dianggap dekat dan memang layak dipilih.
Harus diingat, katanya lagi, masyarakat bukan memilih gubernur, bupati dan anggota DPR, melainkan personal yang dianggap dekat dan memang layak dipilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar