http://www.hariansumutpos.com/2012/11/46149/gatot-erry-dekati-ay
Gatot-Erry Dekati AY
MEDAN-Pasangan Ganteng terus melakukan silaturahim ke
sejumlah tokoh Sumatera Utara. Pada hari Minggu (18/11) Gatot Pujo
Nugroho dan Tengku Erry Nuradi sowan ke kediaman AY Nasution, Ali Umri,
dan Abdillah.
Atas kunjungan yang mendadak itu mantan Pangkostrad Letjen TNI Purn
AY Nasution merasa bangga.
Kebanggaan itu karena adik-adiknya yang
merupakan anak keluarga besar TNI dipercaya masyarakat Sumatera Utara
menjadi calon Gubsu periode 2013-2018.
Dalam kunjungan ke rumah AY Nasution di Jalan Guru Sinumba Medan,
Minggu (18/11) itu ketiga tokoh tersebut terlibat berbincangan yang
akrab, hangat, dan penuh kekeluargaan. Mereka juga saling bertukar
ide-ide cemerlang untuk mewujudkan Sumatera Utara yang lebih gemilang.
“Saya ikhlas dan bangga generasi muda yang kebetulan ayah mereka
berdua dari TNI maju sebagai calon Gubsu dan Wagubsu,” tutur AY yang
juga bakal calon Gubsu ini.
Kepada AY Nasution, Gatot menjelaskan kehadirannya bersama Tengku Erry
untuk menemui mantan Pangkostrad tersebut karena dorongan silaturahmi
dan kekeluargaan.
“Pertama sebagai bere minta doa restu sama tulang,dan kedua sebagai
anak TNI minta dukungan pada sesepuh TNI, “ ujar Gatot yang ayahnya
pensiunan TNI berpangkat Peltu.
Sementara Tengku Erry adalah putra dari almarhum Mayor TNI (Purn) T
Nurdin. Seorang mantan pejuang di Sumatera Utara. Ikatan dengan dunia
militer dalam diri Tengku Erry juga kian kuat karena dia juga adik dari
almarhum Tengku Rizal Nurdin yang mantan Pangdam I/BB dan mantan
Gubernur Sumatera Utara.
Mendengar penuturan Gatot, AY Nasution mengaku merasa bangga dan
haru. Bahkan AY Nasution menyatakan, sempat terlintas muncul di benak
keluarga, relawan, dan simpatisannya yang tersebar di Sumut untuk
menjadi Golput pada Pilgubsu pascagagalnya AY Nasution maju menjadi
kandidat Gubernur.
“Namun saya katakan ,meski saya gagal bukan berarti masyarakat Sumut
tidak berpartisipasi dalam pencoblosan nanti. Masyarakat Sumut harus
menggunakan hak pilihnya agar dukungan kepada gubernur terpilih semakin
banyak, sehingga legalitas gubernur kuat di mata masyarakat,” tegas AY
Nasution.
Menurutnya memang ada kecenderungan terjadi penurunan tingkat
partisipasi masyarakat baik pada Pilkada, Pileg, maupun Pilpres dan ini
mengancam demokrasi. Menurutnya rakyat harus terus didorong untuk
menggunakan hak pilihnya meski demokrasi Indonesia masih dalam tahap
pembelajaran dan transisi. Dirinya yakin para calon gubsu ini ada yang
baik termasuk pasangan Gatot dan Erry.
“Saya cukup mengenal kedua pasangan ini, apalagi abang kandung Erry
almarhum Tengku Rizal Nurdin adalah guru saya ketika aktif di militer,”
ujar anak mantan Bupati Tapsel ini.
Sementara itu sebelumnya Gatot dan Erry juga bersilahturahmi ke kediaman
Ketua DPD Partai Nasdem Sumut HM Ali Umri di Jl Karya Dalam Sei Agul
Medan dan ke rumah mantan Wali Kota Medan Abdillah. Di tempat ini,
pasangan berjulukan Ganteng ini juga meminta dukungan dan masukan untuk
menjadi Gubsu dan Wagubsu mendatang. Sama seperti di kediaman AY
Nasution, suasana dua pertemuan tersebut berlangsung akrab dan penuh
kekeluargaan.
DPD Golkar Sergai Dipimpin Plt
Di sisi lain, T Erry Nuradi harus rela menerima konsekuensi dipecat
dari jabatan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar
Kabupaten Serdangbedagai (Sergai).
Kebijakan itu diambil Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar
Sumut setelah dilakukannya rapat pleno DPD I Golkar Sumut, di Kantor
Sekretariat Partai Golkar Sumut, Jalan KH Wahid Khasyim, Medan, Senin
(18/11).
DPD I Golkar Sumut menilai, Erry Nuradi tidak mematuhi keputusan Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang telah memutuskan Chairuman
Harahap sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu).
Dengan keputusan DPP Partai Golkar tersebut, maka tidak ada alasan
lagi bagi kader Golkar Sumut untuk maju sebagai kandidat, baik Cagubsu
maupun Cawagubsu. Apalagi, maju dari partai politik (parpol) lain di
luar Golkar.
“Seluruh kader harus patuh terhadap keputusan DPP itu (mengusung
Chairuman Harahap, red). Jika ada kader partai mendaftar di luar
keputusan partai, maka yang bersangkutan wajib mengundurkan diri dan
atau dinyatakan mengundurkan diri. Jadi secara eskalasi kami menyatakan,
dengan hal ini beliau (Erry Nuradi) dinyatakan diberhentikan dari
tanggungjawabnya sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Sergai,” tegas
Sekretaris DPD I Partai Golkar Sumut, HM Hanafiah Harahap yang
dikonfirmasi wartawan via seluler, Senin (18/11).
“Dan suratnya sudah kami tandatangani. Beliau (Erry Nuradi, red)
tanggungjawabnya sebagai Ketua Golkar Sergai sudah kita cabut,” tambah
Hanafi.
Untuk sementara, lanjut Hanafi yang menggantikan Hardy Mulyono sebagai
Sekretaris DPD I Golkar Sumut ini, jabatan Ketua DPD II Golkar Sergai
diisi oleh seorang Pelaksana Tugas (Plt) Ketua. “Dan Plt ketuanya adalah
Basirun, yang merupakan senior Partai Golkar dan kesehariannya sebagai
Wakil Ketua DPRD Sergai,” ungkap Hanafi.
Pencopotan Erry Nuradi sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Sergai,
ternyata tidak disertai pencabutan keanggotaan Bupati Sergai tersebut
dari Partai Golkar.
Hanya saja, DPD I Partai Golkar Sumut mengaku, jika pihaknya telah
meminta DPP Partai Golkar untuk memberi sanksi tegas kepada Erry Nuradi.
“Tanggung jawabnya (Erry Nuradi, red) sebagai anggota masih. Namun, kami ada permohonan ke DPP untuk diberi sanksi tegas kepada beliau,” pungkas Hanafi.
“Tanggung jawabnya (Erry Nuradi, red) sebagai anggota masih. Namun, kami ada permohonan ke DPP untuk diberi sanksi tegas kepada beliau,” pungkas Hanafi.
kmbar 3 nichhhh
BalasHapus