http://gatotpujonugroho.com/sumut-surplus-di-tengah-defisit-perdagangan-nasional-2012/
Sumut Surplus Di Tengah Defisit Perdagangan Nasional 2012
January 17, 2013
MEDAN -
Plt Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST memberikan
apresiasi kepada para pengusaha ekspor di Sumut yang berhasil menjaga
nilai perdagangan Sumut surplus selama tahun 2012. Berdasarkan data BPS,
Surplus neraca perdagangan Sumatera Utara selama sebelas bulan
(Januari-November) tahun 2012 mencapai US$4,81 miliar.
Apresiasi itu disampaikan Gatot pada acara Cofee Morning bersama
pengusaha ekspor Sumut, di Rumah Dinas Gubernur, Rabu (16/1). Hadir
dalam kesempatan itu Ses Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag RI Partogi Pangaribuan, Ketua DPD
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut Khairul Mahalli,
General Manager PT Angkasa Pura II H T Said Ridwan, ST, MM dan para
pemangku kepentingan kegiatan ekspor. Hadir juga Konsulat jenderal
Malaysia, Jepang dan Konjen Kehormantan Belanda serta para pimpinan
asosiasi pengusaha sawit, karet, kopi dan kakao di Sumut.
Gatot menyebutkan di tengah kelesuan kondisi perekonomian global,
Sumut berhasil menjaga nilai perdagangan tetap surplus, sementara secara
nasional perdagangan Indonesia mengalami defisit. Selama periode
Januari hingga November tahun 2012 neraca perdagangan Indonesia
mengalami defisit mencapai US$ 1,3 miliar. “Terimakasih dan apresiasi
kami, dI tengah sumut krisis global, para eksportir sudah berjuang
sehingga nilai perdagangan Sumut tetap eksis dan surplus,” ujar Gatot di
hadapan puluhan pengusaha yang hadir. Dia berharap pada tahun 2013
kinerja perdagangan dapat dipertahankan bahkaan ditingkatkan lebih baik
lagi melalui kerjasama dan dukungan para pemangku kepentingan yang ada.
Sebagaimana diungkapkan SesDitjenPerdagangan Dalam Negeri, Kemendag
RI Partogi Pangaribuan bahwa nilai ekspor Indonesia pada tahun 2012
mengalami penurunan sekitar US$ 20 milyar jika dibandingkan tahun 2011. “Menteri
Perdagangan sudah mencanangkan tahun 2013 ini bagaimana meningkatkan
ekspor. Terimakasih pada masa sulit sekarang, perdagangan Sumut masih
mampu mengalami surplus,” ujar Pangaribuan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara surplus
neraca perdagangan selama sebelas bulan tahun 2012 mencapai US$4,81
miliar, dimana nilai ekspor komulatif Januari-November mencapai US$9,5
miliar. Walaupun angka tersebut menurun 12,36% dibandingkan periode yang
sama tahun lalu US$10,9 miliar.
Sementara itu Gatot juga menekankan agar pengusaha ikut
menggalakkan kampanye penggunaan produk lokal kepada masyarakat luas.
“Produk lokal kita sebenarnya punya kualitas membanggakan, apabila
masyarakat mencintai produk dalam negeri, maka akan mendorong
meningkatkan kualitas poduk sehingga kita dapat dengan bangga
mengekspornya,” ujar Gatot sembari mengkampanyekan sepatu buatan
pengerajin Medan yang selalu dikenakannya.
Dalam acara cofee morning yang digelar rutin tersebut, para
pengusaha mengungkapkan berbagai kendala yang dihadapi. Diantaranya
peraturan baru menteri pertanian berupa pemeriksaan fisik terakhir
terhadap kontainer sehingga menambah biaya dan resiko susut atauoun
kontaminasi komoditi yang bakal diekspor.
“Sekarang diterapkan
pemeriksaan fisik terakhir kepada setiap kontainer masuk sehingga ada
biaya tambahan seperti cost penjagaan dan pengawalan kontainer
karena ada resiko pencurian, tambah biaya asuransi. Belum ada surat
edaran resmi, peraturan sudah di jalankan,” ungkap Arif perwakilan PT
Kokoa.
Sadarsyah dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut juga
mengungkapkaan keluhan serupa.
Disamping itu dia juga meminta pemerintah
membatasi masuknya pengusaha asing yang langsung membeli komoditi kopi
kepada para petani di daerah. Padahal beradasarkan aturan seharusnya
pengusaha asing bermitra dengan pengusaha lokal. Gatot berjanji akan
menyurati pemerintah pusat terkait kebijakan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar